Tips Menghadapi Pertanyaan Anak

“Ma ini apa?”, “Itu apa?”, “Kenapa begini?, “Kenapa begitu?” Ada saja yang ia tanyakan pada kita. Hal ini sangat wajar dan normal bagi anak-anak yang masih balita. Oleh karena itu orangtua tidak perlu khawatir dan risih dengan pertanyaan anak yang sering mereka tanyakan.

Ketika anak sudah dapat bicara, maka biasanya ia akan banyak bertanya, mulai dari hal-hal yang sederhana seperti nama-nama benda. Seiring dengan perkembangan usia, pertanyaannya semakin kritis, yang mungkin membuat kita kewalahan dalam menjawab pertanyaan anak. 

Tips Menghadapi Pertanyaan Anak
Tips Menghadapi Pertanyaan Anak

Lewat pertanyaan ia berusaha mengenal lingkungan sekitarnya, menambah perbendaharaan kosakata dan pengetahuan yang ia rekam pada otak yang sedang tumbuh pesat. Jadi, kalau bukan dari kita, kepada siap lagi anak harus minta bantuan?  Sebagai orangtua kita wajib membantunya, bukan malah memarahi atau mengatainya sebagai anak yang cerewet.  Semua hal tersebut merupakan proses atau tahap tumbuh kembang anak.

Jangan Marah atau Menganggapnya Cerewet

Jika kita memarahinya maka respons itu akan memadamkan rasa ingin tahu dan sikap kritisnya. Akhirnya anak akan takut bertanya. Tentunya kita tidak menginginkan anak-anak kita tumbuh menjadi anak yang pasif dan kurang sensitif dengan apa yang ada di sekitarnya atau menjadi anak pendiam yang malu bertanya karena takut dianggap salah. Ia akan mempersepsikan terlalu banyak tanya sebagai perilaku yang tidak pantas.

Menjalin Kedekatan Dengan Anak

Kadang anak mengajukan pertanyaan yang sama tentang sesuatu secara berulang-ulang meskipun kita sudah menjawabnya. Hal ini bisa terjadi karena mereka sedang ingin diperhatikan oleh kita sebagai orangtua. Kita harus peka dan memberikan perhatian padanya. Ladeni saja pertanyaannya karena lewat pertanyaan ini akan terjalin kedekatan yang lebih baik.

Menjawab Pertanyaan Anak

Jawaban yang kita berikan haruslah sesuai dengan pertanyaannya, sederhana, sesuai dengan usianya agar tidak menambah bingung. Misalnya ketika kita ditanya “Adik dulu asalnya dari mana?” Jawabnya saja “adik dulu asalnya dari perut mama”. Jadi kita tidak perlu repot menerangkan proses reproduksi manusia yang malah akan membuatnya bingung.

Mungkin kita menjadi bingung ketika pertanyaan anak semakin kritis dan kita tidak tahu harus bagaimana menjawabnya. Ketika kita tidak tahu jawaban dari pertanyaan anak, maka ada baiknya kita menunda jawaban. Misalkan “wah mamah tidak tahu nih, gimana kalau kita cari di buku saja atau nanti mama tanyakan pada teman mama yang tahu”. Hal ini akan membuatnya berpikir bahwa informasi itu bisa dicari lewat apa saja, termasuk membaca buku sehingga semangatnya untuk belajar bertambah.

Tidak semua pertanyaan harus kita ketahui jawabannya. Jadi jika memang anak melontarkan pertanyaan yang tidak bisa kita jawab, maka jawab saja jika memang kita tidak tahu jawabannya. Ia akan tahu bahwa “tidak tahu tentang sesuatu” itu wajar, dan kita tidak harus tahu tentang semua hal.

Anak Pendiam

Lalu bagaimanakah jika anak yang kurang suka bertanya? Tidak normalkah? Mengapa ada tipe anak yang lebih pendiam? Ketika anak pendiam, orangtua menjadi tidak tahu apa yang dipikirkannya, sehingga sulit untuk mengarahkannya. Untuk itu kita harus memancingnya agar anak mau bertanya pada kita agar kita dapat mengarahkannya. Kita bisa memancingnya dengan memberinya berbagai pertanyaan.

(Sumber : Cara Super Mendidik Anak Balita)

Artikel Terkait

Previous
Next Post »